Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pemgawas Pemilihan Umum (Bawalu) diminta mempersiapkan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan cermat dan seksama. Termasuk mempersiapkan diri dari berbagai serangan. Bukan hanya yang terlihat melainkan juga serangan tak terlihat alias mistis.
Itulah sebabnya KPU dan Bawaslu disarankan menggunakan jasa 'orang pintar' atau dukun guna menangkal serangan yang bersifat supranatural. Hal itu disampaikan Direktur Lembaga Kajian Sosial Politik M16 Bambang Mei Finarwanto.
Saat berbicara Jumat 2 Mei 2023, lembaga yang berada di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan jasa dukun bisa digunakan KPU dan Bawaslu guna menangka serangan-serangan yang tidak kasat mata seperti santet, teluh, serta guna-guna. Bambang pun meminta 2 lembaga penyelenggara Pemilu itu sedini mungkin mempersiapkannya.
Pria yang biasa disapa Didu itu menyatakan serangan tak terlihat atau klenik sulit dibuktikan secara kasat mata. Namun praktik santet diakuinya sudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu. Keberadaan ilmu hitam semacam itu dianggap sebagai warisan turun temurun.
“Penggunaan ilmu klenik ini meskipun sulit dibuktikan secara kasat mata, tetapi eksistensinya tetap ada dan diyakini keberadaannya oleh masyarakat sebagai bagian warisan ilmu turun temurun dari nenek moyang,” katanya.
Didu meyakini ilmu hitam dan klenik akan pula turut meramaikan pelaksanaan Pemilu dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bahkan menurutnya bukan mustahil jika nantinya terjadi perang santet yang menyasar setiap calon peserta pemilu.
"Suka tidak suka, kuat dugaan dunia klenik dan mistis kerap dipakai sebagai sarana untuk mempengaruhi persepsi masyarakat lewat berbagai media. Politik dan Klenik ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan yang saling memberikan kekuatan keyakinan dan sugesti dalam meraih kemenangan," ujarnya.
Itulah sebabnya, Didu mengulangi sarannya agar KPU dan Bawaslu melakukan langkah antisipasi guna melindungi peserta Pemilu 2024 dari gangguan alam gaib. Keterlibatan pelaku supranatural menurut Didu bisa membantu menyukseskan pesta demokrasi 5 tahunan itu.
"Untuk itu sebagai bentuk antisipasi, perlindungan dan mengayomi peserta Pemilu 2024 mendatang dari kemungkinan gangguan alam gaib , KPU maupun Bawaslu perlu melibatkan kalangan supra natural untuk menyukseskan gelaran pesta demokrasi 2024 mendatang," ujarnya.
Didu menambahkan jika untuk mengantisipasi serangan hacker atau peretas, KPU dan Bawaslu bisa memproteksi keamanan servernya dengan berlapis oleh ahli IT yang canggih.
Sedangkan untuk mencegah serangan unpredictable dari alam mistis yang tidak ada salahnya KPU dan Bawaslu membentuk task force anti serangan supranatural. Anggota dari task force tersebut adalah orang-orang yang memiliki kemampuan ilmu dalam yang mumpuni dan teruji secara kasat mata.
Didu pun mencontohkan apa yang terjadi di daerahnya, di Lombok, NTB. Wilayah yang menjadi salah satu tujuan wisata itu menurut Didu banyak terdapat mantra dan ilmu halus yang bisa memanipulasi aura dan performa.
Orang yang menggunakannya akan mendapat sugesti dengan perantaraan benda mistis seperti ilmu Senggeger, Jaran Goyang, Kecial Kuning, Semantak Nane, Turun Tangis dan lainnya. Sedangkan untuk mencegah santet dan ilmu kiriman bisa ditangkal dengan Mustika Kayu Sulaiman.
"Pemakai ilmu supranatural kebanyakan dihajatkan untuk memberikan sugesti dan mempertebal daya pesona," tuturnya.