Harga Anjok Pembeli Sepi, Pedagang Pasar Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya

Pepaya yang biasanya Rp7.000-Rp8.000 per kg kini hanya seharga Rp3.000-Rp4.000 per kg

Puluhan ton buah pepaya dibuang pedagang di Pasar Induk Kramatjati karena tidak laku

Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramatjati, Kampung Tengah, Kramatjati, Jakarta Timur terpaksa membuang puluhan ton buah pepaya. Tindakan tersebut dilakukan lantaran tidak ada pembeli. Pedagang menduga pembeli yang biasanya datang ke pasar masih belum balik dari kampung halaman.

“(Dibuang karena) kurang laku, yang belanja belum pada balik ke Jakarta,” kata salah seorang pedagang pepaya bernama Ady.

Saat memberikan keterangan, seperti dikutip dari Antara pada Kamis 25 April 2024, Ady mengatakan dirinya membuang lebih dari ton buah papaya. Pria berusia 35 tahun ini menerangkan dirinya mendapat kiriman 8 ton buah pepaya. Namun yang laku terjual hanya 4 atau 5 ton saja. Sisanya pun terpaksa dibuang.

“Iyalah (lebih dari satu ton). Satu mobil (truk) itu 8 ton (pepaya). Paling, yang terjual itu 5 ton atau 4 ton, sisanya dibuang,” ungkap Ady.

Pedagang buah lainnya bernama Inas mengatakan hal yang sama. Menurutnya sepinya pembeli sudah terjadi sejak Senin 22 April 2024. Pedagang berusia 46 tahun ini menyebut buah pepaya yang dibuang ada yang masih layak konsumsi dan banyak pula yang sudah busuk.

Inas menjelaskan selain karena sepinya pembeli, pedagang juga mengeluhkan harga jual pepaya yang merosot tajam. Anehnya meski harganya turun jauh tetap tidak ada yang membeli. Terpaksa buah pepaya itu pun dibuang dan dibiarkan begitu saja di depan lapak para pedagang.

"Harga pepaya turun jauh, sudah hampir 60 persen turunnya tapi pepaya tetap enggak laku. Jadi banyak yang dibuang," kata Inas.

Menurutnya anjloknya harga pepaya sudah terjadi sejak pertengahan bulan Ramadhan. Pepaya yang biasanya seharga Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilogram (kg) turun jadi Rp3.000 sampai Rp4.000 per kg.

"Jumlah pembeli yang sepi juga memberikan dampak berkurangnya pendapatan para pedagang. Dari harga kita beli ke petani terus dijual lagi sudah enggak ada untungnya sama sekali. Pembelinya juga enggak ada. Kita dagang sekarang nombok doang," ucapnya.

Pedagang lain bernama Tumiran mengatakan saat ini dirinya hanya hanya mengandalkan pembeli dari pengusaha katering, hotel, restoran yang setiap hari membutuhkan pepaya. Dia pun berharap harga pepaya bisa segera normal sehingga pedagang tidak mengalami kerugian yang lebih besar.

"Untuk mencegah kerugian, para pedagang mengurangi jumlah pembelian pepaya kepada para petani," kata pedagang berusia 60 tahun ini.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com