Hati-hati Mengonsumsi Gula, Bisa Rusak Hati, Ginjal dan Pankreas

Para ahli kesehatan menyebut 'Gula Adalah Racun.'

Pakar kesehatan menyebut gula adalah racun karena bisa sebabkan gangguan kesehatan

Makanan atau minuman memang paling enak dinikmati dengan rasa manis. Selain memanjakan lidah, rasa manis juga membuat makanan atau minuman lebih berasa.

Tentu tidak enak menikmati makanan atau minuman yang hambar atau tawar, apalagi pahit. Itulah sebabnya kerap ditambahkan gula pada makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis.

Namun menikmati makanan atau minuman manis harus ekstra hati-hati. Pasalnya jika dikonsumsi berlebihan gula akan menimbulkan gangguan kesehatan. Dalam kondisi sangat berlebih bahkan bisa berakibat fatal.

Salah satu gangguan yang paling banyak dikenal akibat kelebihan gula adalah diabetes atau kencing manis. Bukan hanya diabetes gangguan kesehatan akibat kelebihan gula. Terdapat beberapa gangguan kesehatan lain yang juga muncul akibat kelebihan gula.

Itulah sebabnya para ahli kesehatan menganjurkan menghindari asupan gula belebihan. Sampai-sampai para ahli kesehatan menyebut bahan berbentuk butiran kecil berwarna putih itu sebagai racun.

Salah satu ahli kesehatan yang menyebut gula sebagai racun adalah dr Zaidul Akbar. Pakar pengobatan herbal ini menegaskan konsumsi gula wajib dibatasi. Pasalnya gula bisa memicu berbagai gangguan kesehatan, seperti kencing manis atau diabetes dan obesitas atau kegemukan.

Dalam unggahan di akun Instagram @jurussehatrasulullah_, dr Zaidul menerangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah memberikan batasan asupan gula, yakni 50 gram atau sekitar 4 sendok makan setiap hari.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang ini mengajak kita menghitung asupan gula yang masuk dalam tubuh setiap hari. Menurutnya orang tua dulu lebih suka menikmati teh atau kopi tanpa gula. Kebisaan itu lantaran gula atau rasa manis bisa diperoleh selain dari gula.

Kalau sekarang menurut dr Zaidul, orang justru menikmati teh, kopi, atau minuman lain dengan gula. Padahal menurut dokter yang juga hafidz atau penghapal Al Quran ini gula adalah racun. “Sugar is a poison,”ujar dr Zaidul Akbar.

Itulah sebabnya ia mengingatkan agar kita mengontrol asupan gula. Kalau pun harus memakai gula, sebaiknya tidak usah terlalu banyak, sedikit-sedikit saja.

Wajar jika gula dikatakan sebagai racun. Pasalnya asupan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, bahkan penyakit kronis. Gangguan kesehatan akibat konsumsi gula berlebih umumnya terjadi akibat kerusakan beberapa organ tubuh.

Jika kerusakan terjadi pada organ tubuh vital, dipastikan akibatnya adalah penyakit kronis yang tidak bisa dianggap sepele. Salah satu organ yang paling rentan mengalami kerusakan akibat konsumsi gula berlebih dalah pankreas. Konsumsi gula berlebih akan membuat pankreas bekerja lebih keras, terutama untuk memompa insulin.

Jika dibiarkan, fungsi pankreas akan semakin menurun dan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Hal inilah yang menjadi pemicu penyakit diabetes. Selain diabetes, kerusakan pankreas juga memicu penyakit jantung.

Konsumsi gula berlebih akan menyebabkan kadar insulin dalam darah meningkat drastis. Kondisi ini menyebabkan dinding pembuluh darah arteri menjadi lebih tebal dan kaku. Akibatnya pembuluh darah menjadi terganggu dan jantung menjadi stres.

Selain itu kerusakan pembuluh darah juga memicu penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Kelebihan gula juga memicu kerusakan hati, terutama jika yang dikonsumsi adalah fruktosa atau gula yang diperoleh dari buah-buahan. Fruktosa jika diolah tidak berubah menjadi energi melainkan lemak.

Dalam kondisi berlebihan, lemak akan menyebabkan peradangan hati, sirosis, bahkan bisa mematikan fungsi hati. Kelebihan gula juga bisa menyebabkan kerusakan fungsi ginjal. Sebagai organ yang bertugas menyaring darah, ginjal akan bekerja ekstra keras saat kadan gula meningkat.

Jika terjadi terus-menerus, ginjal akan rusak dan tidak mampu lagi menyaring darah. Akibatnya kadar gula menjadi semakin berlebih dan menyebabkan komplikasi ginjal. Konsumsi gula berlebih juga bisa memicu obesitas atau kelebihan berat badan.

Kelebihan gula akan menyebabkan sel lemak melepaskan bahan kimia yang berpontensi menyebabkan kenaikan berat badan.

Gigi juga rentan berlubang akibat konsumsi gula berlebih. Pasalnya bakteri kerap bersarang di sisa makanan manis yang menempel di gigi. Lama-kelamaan bakteri akan merusak gigi, terutama jika tidak disertai kebiasaan membersihkan gigi.

Kelebihan asupan gula juga bisa menyebabkan nyeri sendi. Asupan manis diyakini dapat memicu peradangan dalam tubuh, terutama di persendian. Melihat risiko gangguan kesehatan akibat kelebihan konsumsi gula, sudah selayaknya kita lebih berhati-hati dan membatasi asupannya.

American Heart Association atau Asosiasi Jantung Amerika menyebut jumlah asupan gula bagi wanita sebaiknya tidak lebih dari enam sendok teh atau 100 kalori per hari.

Sedangkan bagi pria, asupan gula tidak boleh lebih dari sembilan sendok teh atau 150 kalori per hari. Batas tersebut tidak hanya untuk asupan gula pasir, melainkan juga pemanis lainnya seperti brown sugar, gula jagung, sirup gula, konsentrat jus buah, sirup jagung, madu, gula malt, sampai gula tetes.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com