Kualitas udara di Jakarta dikabarkan menjadi salah satu yang terburuk di dunia. Hal itu setelah situs pemantau kulitas udara IQAir menempatkan Jakarta ada peringkat ke-4 kota dengan kualitas udara terburuk dan berkatagori tidak sehat.
Pada Kamis 8 Juni 2023 pukul 07.51 WIB Jakarta mendapat skor 156. Kualitas udara ibu kota sedikit lebih baik ketimbang New York, Amerika Serikat dengan skor 266, Lahore, Pakistan (238) dan Dubai, Uni Emirat Arab (169).
IQAir menandai udara Jakarta dengan warna merah yang berarti unhealthy atau tidak sehat. IQAir melakukan pengukuran kualitas udara dengan mengacu pada polutan berbentuk debu, jelaga, asap berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron.
Saat ini polutan utama yang mengacu pada angka PM2.5 itu memiliki tingkat konsentrasi mencapai 65,7 mikrogram per meter kubik (µg/m³). Selain itu juga SO2 yang mencapai 12.8µg/m³. Angka PM2.5 yang digunakan IQAir lebih tinggi 13,1 kali ketimbang standar Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) memberikan penilaian yang tak jauh bebeda. Hasil pengukuran di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis 8 Juni 2023 pukul 06.00 WIB, konsentrasi PM2.5 mencapai 71,6 µg/m³.
BMKG mengkatagorikannya senagai tidak sehat (55,5-150 µg/m³) dengan warna kuning. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding pengukuran pada pukul 00.00 WIB yang menunjukkan angka PM2.5 mencapai 34,9 µg/m³.