Nyamuk Wolbachia Siap Disebar di Jakarta Barat, Dinkes DKI: Tunggu Hasil Survei

Program Nyamuk Wolbachia digulirkan Kementerian Kesehatan untuk mengendalikan jumlah nyamuk aedes aygipti yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD)

Kadinkes DKI Ani Ruspitawati menyatakan penyebaran nyamuk wolbachia di Jakarta Indonesia masih menunggu hasil survei

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dipastikan bakal segera melaksanakan program nyamuk wolbachia. Program ini digulirkan guna mengatasi penyebaran nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan daerah pertama yang menjadi lokasi penyebaran nyamuk wolbachia adalah Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Selanjutnya secara bertahab akan disebar ke semua kecamatan di Jakarta Barat.

Namun soal kapan nyamuk wolbachia bakal mulai disebar, Ani menyebut pihaknya masih menunggu hasil survei. Sehingga program tersebut digulirkan disaat masyarakat sudah benar-benar siap.

"Timing (penyebaran nyamuk) akan sangat bergantung pada hasil surveinya nanti, kalau memang masyarakat udah siap, kita bisa mulai," katanya.

Saat memberikan keterangan di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat 21 Juni 2024, Ani menjelaskan survei akan menyasar masyarakat dari berbagai kelompok umur dan lapisan. Menurutnya, survei perlu dilakukan lantaran keberhasilan program nyamuk wolbachia sangat bergantung pada dukungan masyarakat.

"Karena itu akan ada titik-titik yang diletakkan ember-ember berisi jentik. Nah ember itu harus ada inang yang ngasuh, yang jagain, itu kan masyarakat peranannya di situ. Setelah itu, sekian hari diperkirakan sudah menjadi nyamuk dewasa, akan dilepas," kata Ani.

Terkait kasus demam berdarah dengue atau DBD di Jakarta, Ani menyatakan saat ini sudah mulai menurun. Alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya ini menerangkan pada Maret 2024 ada sekitar 2.200 kasus DBD.

Selanjutnya pada April 2024 jumlahnya naik menjadi 3.164 pada April. Lalu turun menjadi 3.019 kasus pada Mei dan 622 kasus hingga pertengahan Juni 2024. Sejak Januari 2024 tercatat 27 kasus kematian akibat DBD.

"Mei kasusnya sudah mulai turun dibandingkan April tetapi masih relatif tinggi. Puncaknya di April," ujar Ani.

Kementerian Kesehatan saat ini tengah menggulirkan program wolbachia guna mengatasi penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Dikutip dari laman kemenkes.go.id, wolbachia adalah teknologi yang digunakan untuk mengendalikan jumlah nyamuk aedes aygipti yang menularkan demam berdarah dengue (DBD).

Wolbacia adalah rekayasa genetika yang ditanamkan pada nyamuk betina yang dilepaskan ke alam. Nantinya nyamuk betina yang mengandung wolbachia akan kawin dengan nyamuk jantan dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung wolbachia.

Pada akhirnya, hampir seluruh nyamuk di populasi alami akan memiliki wolbachia. Laman tersebut menerangkan Wolbachia berperan memblok replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk.

Akibatnya nyamuk yang mengandung wolbachia, tidak mampu lagi untuk menularkan virus dengue ketika nyamuk tersebut menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue.

Mengingat bahwa wolbachia terdapat dalam telur nyamuk, maka bakteri ini akan diturunkan dari satu generasi nyamuk ke generasi berikutnya. Dampak perlindungan wolbachia terhadap penularan dengue bersifat berkelanjutan atau sustainable.

Kemenkes akan memulai proyek percontohan penyebaran nyamuk wolbachia untuk menekan angka DBD di lima kota Indonesia. Lima kota itu adalah Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (Nusa Tenggara Timur).

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com