Pecinta Keris Ancam Golput jika Pemerintah Tak Tetapkan 25 November jadi Hari Keris Nasional

Keris sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO sejak 2019

Ketua Sanggar Keris Mataram (SKM) Nurjianto atau Gus Poleng

Komunitas Sanggar Keris Mataram (SKM) mendesak pemerintah segera menjadikan 25 November sebagai Hari Keris Nasional. Ketua Sanggar Keris Mataram, Nurjianto menegaskan desakan tersebut tidak main-main. SKM dan pecinta keris bahkan mengancam akan menjadi golongan putih (golput) alias tidak ikut memilih pada Pemilihan Umum Pemilu (2024) jika tuntutan mereka tak kunjungan diwujudkan.

“Oh iya, kita akan golput saja kalau tidak segera ditetapkan Hari Keris Nasional,” kata Nurjianto.

Pria yang biasa disapa Gus Poleng ini menjelaskan usulan menjadikan 25 November sebagai Hari Keris Nasional sudah dilakukan sejak 2019. Artinya permintaan tersebut sudah diajukan sejak 4 tahun lalu. Sehingga sudah layak jika saat ini tuntutan menjadikan 25 November sebagai Hari Keris Nasional segera disetujui.

Saat berbicara usai pembukaan Pagelaran Mahakarya Keris Kamarogan Nusantara di Ndalem Poenakawan, Yogyakarta, Sabtu 27 Mei 2023, Gus Poleng menuturkan para pelaku budaya, terutama pecinta keris menginginkan keris sebagai budaya nasional kembali diangkat. Gus Poleng menyebut politik harus berpihak kepada budaya. Kalau tidak tegasnya, pelaku budaya lebih baik golput saja.

“Kalau politik tidak berpihak kepada kebudayaan, mending kita golput saja,” ujarnya.

Gus Poleng menerangkan usulan 25 November menjadi Hari Keris Nasional didasarka pada penetapan senjata khas Nusantara itu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada 25 November 2005 oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Gus Poleng menjelaskan usulan penetapan Hari Keris Nasional diajuka pada 2019 saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud dijabat Muhadjir Effendy. Usulan itu pun ternyata macet saat era Mendikbud saat ini, yakni Nadiem Makarim. Padahal sudah sempat dilakukan kajian terkait hal tersebut. Bahkan menurut Gus Poleng, pihaknya sudah bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

Gus Poleng mengingatkan penetapan Hari Keris Nasional sangat penting agar masyarakat kembali mengingat keberadaan warisan budaya nenek moyang itu.

Gus Poleng pun membandingkan dengan kaing batik yang sudah mempunyai Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober. Hasilnya saat ini masyarakat banyak yang mengenakan busana batik dalam kesehariannya.

"Kalau Hari Keris, minimal motret keris koleksinya ramai-ramai ke medsos, selamat hari keris, ramai lagi jadinya, jadi sayang keris semua," tuturnya.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com