Polda Metro Jaya Mulai Proses Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert Lumoindong

Dalam ceramahnya Gilbert membandingkan zakat umat Islam sebesar 2,5 persen dengan perpuluhan umat Kristen sebesar 10 persen

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama

Polda Metro Jaya dikabarkan bakal mulai memproses laporan dugaan penistaan agama yang dilakukan Pendeta Gilbert Lumoindong. Dijadwalkan pada pekan ini penyidik akan mulai memanggil pihak pelapor, terlapor dan para saksi.

"Minggu ini pemeriksaan pelapor," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Saat memberikan keterangan di Jakarta, Kamis 25 April 2024, Ade menjelaskan Pendeta Gilbert dilaporkan oleh sejumlah pihak diantaranya Farhat Abbas dan Ketua Komisi Pemuda Indonesia (KPI) DKI Jakarta Sapto Wibowo Sutanto. Ade menambahkan sampai saat ini kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

"Masih dalam tahap penyelidikan untuk klarifikasi saksi-saksi, pengumpulan bukti dan petunjuk," ujar Ade.

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan dugaan melakukan penistaan agama. Hal ini buntut dari beredarnya video ceramahnya di media sosial. Dalam ceramahnya Gilbert membandingkan zakat umat Islam sebesar 2,5 persen dengan perpuluhan umat Kristen sebesar 10 persen.

"Saya Islam diajari bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya. Saya bilang, lu 2,5 (persen) gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, disucikan oleh darah Yesus," kata Gilbert dalam ceramah.

Gembala Sidang GBI Glow Fellowship Centre ini menjelaskan perpuluhan 10 persen membuat umat Kristen tidak perlu repot bergerak dalam ibadah. Sementara umat Islam harus sholat karena hanya membayar zakat 2,5 persen. Dalam potongan video tersebut, Gilbert juga sempat memperagakan gerakan mirip sholat.

"Yang paling berat terakhirnya mesti lipat kaki, enggak semua orang bisa," ucapnya.

Setelah menuai kecaman, Gilbert pun menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam. Gilbert mengakui cemarahnya telah memicu kegaduhan. Hal itu disampaikan Gilbert saat berkunjung ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) seperti dikutip dari kanal YouTube MUI TV, Selasa 16 April 2024.

"Dengan segala kerendahan hati, saya Gilbert Lumoindong memohon maaf untuk segala yang terjadi dan kalau ada salah ucap, salah pengertian, salah diksi dan segala macam, salah dalam pembicaraan saya, percakapan saya dalam ceramah saya kepada umat muslim maupun umat lain juga yang merasa terganggu dengan ceramah itu," katanya.

Gilbert menegaskan, tidak ada niat darinya untuk menghina ajaran agama Islam apalagi bermusuhan dengan umat muslim. Dia mengaku sangat menghormati umat Islam di Indonesia.

Pendeta kelahiran Jakarta 57 tahun lalu itu mengatakan dirinya sangat menghargai perbedaan dan mencintai rekan-rekan umat Islam. Gilbert pun berharap ke depannya buku kelam ditutup dan bersama-sama memajukan hal-hal yang lebih baik.

"Karena dari hati saya yang terdalam, saya menghargai perbedaan, saya mencintai rekan-rekan saudara mayoritas saya, yaitu umat muslim. Dan biarlah ke depannya kita tutup buku kelam kita dan kita maju lagi pada hal-hal yang lebih baik," ujarnya.

Gilbert juga berjanji tak akan melakukan hal yang bisa memicu kegaduhan lagi. Bahkan, Gilbert meminta maaf atas video-video sebelumnya yang menjadi viral.

"Kepada yang merasa tersinggung, kecewa, dan marah, izinkan saya datang dengan segala kerendahan hati menyampaikan maaf saya. Biarlah ke depannya lebih baik, dan saya berjanji untuk tidak mendatangkan hal-hal yang menimbulkan polemik di kemudian hari," imbuhnya.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com