Pernyataan Menteri Kebudayaan (Membud) Fadli Zon soal Belanda tidak menajajah Indonesia selama 350 tahun mendapat tanggapan sejarawan Asvi Warman Adam.
Saat memberikan komentar yang dikutip pada Jumat 9 Mei 2025, Asvi mengingatkan Fadli soal kebaruan dalam penulisan sejarah. Kebaruan itulah yang membedakan satu karya sejarah dengan sejarah yang lain.
"Salah satu ciri dari pembuatan dari sejarah standar itu, juga menampakkan apa ya pembaruan atau tulisan-tulisan yang mutakhir ya. Perkembangan tulisan yang baru di dalam bidang sejarah mengenai peristiwa tertentu gitu," katanya.
Asvi mengatakan fakta bahwa Indonesia tidak dijajah Belanda selama 350 bukan sesuatu yang baru. Menurutnya hal itu telah ditulis Gertrudes Johannes "Han" Resink dalam bukunya "Bukan 350 Tahun Dijajah" yang terbit pada 1968.
"Kalau cuma yang berubah itu hanya mengatakan bahwa Indonesia tidak dijajah 350 tahun Itu sudah ditulis bukunya, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia itu buku yang ditulis oleh Resink," ujar Asvi.
Peraih gelar Doktor bidang Sejarah Asia Tenggara dari Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (EHESS) Paris, Prancis ini juga mempertanyakan mengapa Kementerian Kebudayaan tidak merevisi sejarah peristiwa '65 dan pelanggaran HAM berat pada peristiwa '98 yang kerap dikaitkan dengan Presiden Prabowo Subianto.
Asvi menuturkan tindakan tersebut seolah mengabaikan rentetan peristiwa sejarah. Selain itu juga bertentangan dengan etika penulisan sejarah.
"Kalau tidak ada perubahan dari sejarah yang mau diterbitkan, ya cukup buku Resink itu saja yang dicetak ulang gitu. Dan tidak perlu mengumpulkan 100 orang sejarawan itu. Mengumpulkan demikian banyak sejarawan itu untuk mengumpulkan temuan-temuan baru," ucap Asvi.
Menteri Kebudayan (Menbud) Fadli Zon menilai sejarah Indonesia harus ditulis ulang karena terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan. Salah satunya tentang Belanda yang menjajah Indonesia selama 350 tahun.
Saat berbicara di Jakarta Selatan, Selasa 6 Mei 2025, Fadli mengatakan anggapan bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun adalah salah. .
"Soal 350 tahun dijajah itu menurut saya harus diubah mindset itu. Nggak ada 350 tahun Indonesia dijajah itu. Kita itu melakukan perlawanan terhadap para penjajah itu," katanya.
Fadli menuturkan dibeberapa daerah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat perlawan terhadap penjajah Belanda dilakukan hingga 200 tahun. Demikian pula dengan Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro yang berlangsung sangat lama.
Artinya menurut Fadli, selama waktu tersebut Indonesia tidak dijajah. Perlawanan yang dilakukan terhadap Belanda harus ditonjolkan.
"Di Aceh, di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Perang Jawa Diponegoro itu. Ada yang perlawanannya 200 tahun, ada yang perlawanannya puluhan, Jadi kita ubah bukan sejarah kita dijajahnya tapi perlawanannya yang harus kita tonjolkan," ujar Fadli.
Politikus Partai Gerindra ini menyebut kesalahan terjadi lantaran pihak yang menulis sejarah justru tidak mengerti sejarah. Itulah sebabnya sejarah Indonesia harus ditulis ulang.
"Jadi kita harus gencarkan sejarah. Dari mulai era prasejarah, proto sejarah sampai sejarah modern itu harus kita ini," ucapnya
Fadli menargetkan penulisan ulang sejarah rampung sebelum 17 Agustus 2025 atau sebelum perayaan hari kemerdekaan Indonesia ke-80.