Siswa Kelas 2 SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok, Nadiem: Indonesia Darurat Bullying

MH mengalami luka di dada, punggung dan kepala akibat dikeroyok 4 temannya di kamar mandi di belakang sekolah.

Ilustrasi bullying atau perundungan (foto: Pixabay)

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyatakan Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat bullying atau perundungan. Hal itu berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2021.

Saat berbicara di Jakarta, Minggi 21 Mei 2023, Nadiem menyatakan hasil AN 2021 menunjukkan sekitar 25 persen peserta didik di Indonesia mengalami berbagai bentuk bullying. Kenyataan ini menjadikan pemerintah harus segera mengatasi bullying yang ada di lingkungan satuan pendidikan secara efektif dan berkelanjutan.

“Salah satu upaya yang tengah kami lakukan untuk mengatasi bullying di satuan pendidikan adalah menerapkan program Roots Indonesia. Sebagai sebuah gerakan tentunya upaya ini harus kita lakukan bersama. Pendidikan yang maju berawal dari sekolah yang bebas dari kekerasan,” ujar Nadiem.

Pendiri GoJek ini memaparkan bentuk bullying yang diterima siswa bisa beragam. Baik secara fisik, verbal, sosial/relasional, ataupun secara daring alias cyberbullying. Itulah sebabnya semua elemen, baik pemerintah, sekolah maupun orang tua harus mengambil peran guna mengatasi bullying. Salah satunya melalui Program Roots.

Program tersebut dibentuk guna menjadikan siswa-siswi dan guru sebagai agen perubahan pencegahan perundungan di sekolah. Siswa-siswi akan mendapatkan materi dari modul pembelajaran saat Roots sehingga mampu menjadi penggerak upaya-upaya pencegahan terjadinya perundungan atau kekerasan di sekolah.

Sebelumnya, seorang siswa kelas 2 SD warga Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban perundungan. Siswa berinisial MH berusia 9 tahun itu meninggal dunia pada Sabtu 20 Mei 2023 setelah dikeroyok 4 teman dan kakak kelasnya.

Menurut pengakuan kakek korban, HY (52 tahun), MH dikeroyok pada 15 dan 16 Mei 2023. MH sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Primaya Sukabumi lantaran mengeluhkan kondisi badannya. Namun saat itu menurut HY, cucunya tidak mengatakan telah menjadi korban pengeroyokan.

"Keluarga nggak tahu korban penganiayaan, pas dibawa ke rumah sakit dadanya sesak, nafasnya sesak, tulang punggung dan dadanya sakit," kata HY.

Saat berbicara dengan awak media, Sabtu 20 Mei 2023, HY menduga cucunya takut melaporkan perundungan yang dialaminya. MH baru berbicara setelah ditanya beberapa kali oleh dokter yang menanganinya.

Kepada dokter, MH mengaku dianiaya oleh 4 temannya yang duduk di kelas 5, 4 dan 2 SD. Pengeroyokan terjadi di kamar mandi yang berada di belakang sekolah. Setelah di rawat selama 4 hari, MH yang mengalami luka di dada, punggung, kepala dan rahang ini pun meninggal dunia.

"Meninggal di rumah sakit. Berdarah dari mulut. Cucu saya ini pindahan kalau nggak salah empat bulan lalu baru pindah," ujar HY.

Kapolsek Sukaraja Kompol Dedi Suryadi mengatakan saat pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut. Petugas menurut Dedi terus mengumpulkan informasi dan keterangan dari pihak terkait.

"Kami akan menindaklanjuti informasi tersebut ke sekolah maupun memintai keterangan-keterangan dari pihak-pihak terkait atau yang terlibat," ujar Dedi.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com