Pagi hari ini saya berbincang dengan ChatGPT dan mengajukan pertanyaan: Adakah lima cara sederhana yang dapat membuat masyarakat Indonesia menjaga Bumi?
ChatGPT pun menjawab, yang saya ringkas sebagai berikut: Pertama, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kedua, menghemat energi. Ketiga, mendukung transportasi ramah lingkungan. Keempat, menanam pohon. Kelima, mengadakan edukasi pentingnya menjaga lingkungan.
Kelima jawaban di atas diikuti dengan contoh-contoh yang lebih rinci. ChatGPT kemudian menutupnya dengan kata-kata: Dengan menggabungkan langkah-langkah ini dalam rutinitas sehari-hari, kita semua dapat berkontribusi untuk menjaga Bumi dan lingkungan kita.
Ketika pertanyaan tersebut saya ubah sedikit menjadi: Adakah lima cara sederhana namun “unik” yang dapat membuat masyarakat Indonesia aktif menjaga Bumi yang semakin kritis ini?
Jawaban Chat GPT menjadi: Pertama, sebuah hari dengan beberapa jam tanpa listik. Kedua, pertukaran sampah kreatif. Ketiga, kampanye foto kebersihan. Keempat, gerakan hutan kecil di kota. Kelima, lomba kreasi dari limbah. Sedangkan pesan penutup dari ChatGPT: Dengan pendekatan unik seperti ini, masyarakat dapat merasa terlibat secara aktif dalam menjaga lingkungan. Ini juga dapat menginsprasi orang lain untuk ikut serta dalam usaha melestarikan Bumi.
Sebagai pegiat di bidang lingkungan hidup, perubahan iklim, dan keberlanjutan, saya agak terpana dengan potensi ChatGPT dalam membantu mempelajari dan menyikapi berbagai krisis yang sedang melanda bumi, sehingga mempelajarinya lebih lanjut.
Sederhananya, ChatGPT adalah program komputer yang sangat canggih yang dapat berbicara dan berinteraksi dengan manusia menggunakan bahasa alami. Inilah contoh bagaimana teknologi mutakhir dapat menjadi inventif dan inovatif dalam kontribusinya pada bidang kecerdasan buatan dan interaksi manusia dengan komputer.
ChatGPT yang diluncurkan akhir November 2022 dan dapat diakses melalui chat.openai.com dan juga aplikasi di ponsel, adalah model bahasa alami yang dikembangkan oleh OpenAI, sebuah organisasi penelitian teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang didirikan di San Francisco, Amerika Serikat pada 2015.
OpenAI dengan mitra dan kolaborator di seluruh dunia berupaya untuk membantu masyarakat mendapatkan manfaat maksimal dari kemajuan kecerdasan buatan, sambil tetap memprioritaskan nilai-nilai etika dan dampak positifnya bagi manusia.
Kelebihannya, ChatGPT dapat dimanfaatkan untuk berbagai situasi, antara lain: mendapatkan jawaban atas pertanyaan umum tentang berbagai topik; menjadi sumber inspirasi untuk menulis cerita, puisi, dan skenario kreatif; menerjemahkan teks antar bahasa; memperoleh hiburan; membantu siswa dalam mendukung pembelajaran di berbagai bidang; dan mendukung perusahaan dalam merespons pertanyaan umum dari pelanggan.
Kelemahannya, model seperti ChatGPT memiliki pengetahuan terbatas dan mungkin tidak ada pengetahuan tentang peristiwa terbaru yang terjadi setelah tanggal pelatihan terakhirnya. Saat ini informasi pada versi yang ada baru sampai pada September 2021. ChatGPT tidak selalu dapat membedakan informasi yang benar dari informasi yang salah, dan rentan terhadap bias. Juga mungkin kurang mampu dalam penalaran yang lebih mendalam atau rumit. Karena ChatGPT adalah alat berbasis AI yang memiliki keterbatasan. Pengguna harus kritis dalam mengevaluasi respons dan tidak mengandalkan sepenuhnya pada informasi yang diberikan oleh model.
Saya mengakhiri bincang Bumi bersama ChatGPT pagi ini dengan pertanyaan: bagaimana cara menghadapi mereka yang tidak peduli pada nasib bumi yang semakin kritis akibat masalah lingkungan?
Chat GPT pun menjawab: Pertama, sediakan bukti dan informasi tentang krisis lingkungan saat ini. Kedua, cari tahu bagaimana isu lingkungan terkait erat dengan nilai-nilai mereka seperti keluarga dan kesehatan. Ketiga, fokus pada dampak yang terjadi di lingkungan mereka sendiri. Keempat, ajak mereka untuk terlibat dalam tindakan nyata seperti bersih-bersih atau kampanye lingkungan. Kelima, dengarkan dengan sabar pandangan mereka dan sampaikan keprihatinan anda dengan empati.
ChatGPT kemudian mengakhiri jawabannya dengan pesan: perlu diingat bahwa mengubah pandangan seseorang memerlukan waktu dan upaya yang konsisten. Jika anda dapat menghubungkan isu lingkungan dengan nilai pribadi dan memberikan informasi yang relevan, ada peluang untuk membangkitkan kesadaran dan tindakan positif.