Ekspresi Seni Sebagai Suara Bumi

Di dunia yang serba cepat dan gaduh, seni menciptakan ruang jeda. Ruang untuk menyimak, untuk merasakan, dan untuk mengingatkan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil.

Ilustrasi: Muid/GBN.top

Bulan April menghadirkan jeda yang istimewa. Tiga hari penting berderet dalam satu minggu—World Art Day pada 15 April, Hari Kartini pada 21 April, dan Hari Bumi pada 22 April. Masing-masing membawa pesan yang saling menguatkan: ekspresi diri, ketangguhan perempuan, dan cinta pada bumi.

Ketika seni, perempuan, dan bumi hadir bersama dalam satu peristiwa, tercipta nexus—sebuah simpul keterhubungan yang bukan hanya mempertemukan, namun juga menghidupkan kembali nilai-nilai yang saling memperkuat. Di sanalah seni menjadi lebih dari estetika: ia menjelma sebagai suara, empati, dan panggilan untuk bertindak.

Di Sanur, Bali, pertemuan simbolik ini diwujudkan dalam bentuk talk show dan ruang kreatif bertajuk “Perempuan, Seni, dan Iklim: Menyulam Harapan di Tengah Krisis” yang diselenggarakan oleh The Climate Reality Project Indonesia bersama para mitranya. Di sana, seniman, pegiat lingkungan, dan aktivis budaya menyatukan kegelisahan mereka dalam karya. Bukan hanya lukisan, tetapi juga puisi, teater, hingga inovasi digital—semua berbicara dalam bahasa seni.

Ny. Putri Koster, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, yang juga seorang seniman multitalenta, hadir dan berbagi pandangan tentang penanggulangan sampah. Ia menekankan pentingnya empati dan kepemimpinan—terutama dari perempuan yang selama ini berdiri di barisan depan dalam menjaga relasi harmonis antara manusia dan alam.

Tajuk “menyulam harapan di tengah krisis” bukan sekadar metafora. Harapan memang tak lahir tiba-tiba. Ia dirajut pelan-pelan dari empati, keberanian, dan kreativitas. Di tengah krisis iklim dan perubahan sosial yang membuat banyak orang merasa letih, seni menawarkan ruang untuk bernapas, untuk merasa, dan untuk mulai peduli.

Arifah Handayani, Community Action Manager dari Climate Reality Indonesia, memperkenalkan ClimArt, inisiatif para pemuda yang memadukan seni dan advokasi iklim. Ni Nyoman Nila Handayani dari Baliwoso menampilkan desa sebagai titik awal keberlanjutan melalui pariwisata berbasis komunitas. Shri Yogi Lestari dari HOCA (House of Cartoon Mania) berbicara tentang peran perempuan Bali sebagai penjaga tradisi dan energi bumi.

Sebagai ekspresi seni, HOCA menampilkan 5 Lukisan tentang alam & lingkungan hidup, karya 3 pelukis dewasa: Agus Yudha, Damuh Bening & Yere Agusto. Ada juga 18 karya 4 pelukis cilik: Sang Ayu Putu Kinaradewi Dharmaheswari, Dewa Ayu Made Kireina Chanda Prameswari, Gusti Ayu lshana Aolani Nugraha, Syandana Senna.

Anak-anak, seperti diingatkan Shri Yogi, adalah simbol kehidupan yang terus tumbuh. Andai kita menginginkan masa depan yang penuh dengan keindahan dan kebaikan, maka kedua hal itu pula yang mesti ditanamkan, dipupuk, disirami dan dirawat dengan hati-hati dalam setiap kehidupan anak-
anak.

INSTIKI (Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia) menampilkan tempat sampah pintar digital yang bisa memilah sampah organik & anorganik (plastik & kaca). INREALITY, perusahaan yang bergerak di bidang animasi & games, dipimpin oleh Putu Wirayudi menampilkan Games KALA, dalam games ini pemain harus memunguti berbagai sampah diberbagai lokasi untuk mengumpulkan poin. Games KALA dalam waktu dekat bisa didapatkan melalui aplikasi Google Playstore (Android) & App Store (Apple).

Ekspresi seni lainnya ditampilkan oleh Komunitas Aghumi melalui pertunjukan teater bertema Beribu Bunyi Bumi, yang menyuarakan energi feminin dan kegelisahan Bumi melalui simbol-simbol ibu, pertiwi, dan bunyi-bunyi keseharian dalam menghadapi ketimpangan dan pencarian harmoni.

Empat puisi karya Yere Agusto pendiri Komunitas HOCA dibawakan oleh oleh Sang Lilik, seorang content creator. Aghumi, Yere Agusto dan Sang Lilik menyuarakan hal yang sama: bahwa bumi sedang berbicara, dan seni adalah medianya.

Di dunia yang serba cepat dan gaduh, seni menciptakan ruang jeda. Ruang untuk menyimak, untuk merasakan, dan untuk mengingatkan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Lewat seni, perempuan, dan cinta pada bumi—kita menemukan kembali alasan untuk berharap dan bertindak.

Kolumnis
Pegiat Harmoni Bumi

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]