Apakah kita pernah memikirkan daya tampung maksimal Planet Bumi sebagai "rumah" kita bersama? Seperti kapal penumpang di lautan yang akan tenggelam jika muatannya melebihi kapasitas, maka Bumi juga memiliki batasan.
Sebuah artikel terbit di jurnal ilmiah “Nature” pada 2009, membahas batasan lingkungan kritis yang harus dijaga agar Planet Bumi tetap berada dalam kondisi aman bagi peradaban manusia.
Artikel ini ditulis oleh 29 ilmuwan yang dipimpin oleh Johan Rockström dari Stockholm Resilience Centre dan Will Steffen dari Australian National University. Di situ para peneliti menetapkan 9 batasan Planet Bumi (nine planetary boundaries) yang jika dilanggar, dapat mengakibatkan perubahan lingkungan yang drastis dan tidak dapat dipulihkan.
Batasan-batasan tersebut mencakup:
1) Perubahan Iklim - gas rumah kaca seperti karbon dioksida menyerap panas, membuat suhu Bumi naik dan memicu perubahan cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan efek merugikan lainnya.
2) Integritas Biosfer - punahnya keanekaragaman hayati mengancam ekosistem, mengubah interaksi spesies dan fungsi ekologi yang vital.
3) Aliran Biogeokimia - keseimbangan nitrogen dan fosfor adalah kunci utama untuk mendukung kehidupan, dan ketidakseimbangannya bisa menimbulkan dampak negatif.
4) Penggunaan Air Tawar - pemakaian air tawar yang tidak berkelanjutan dapat menimbulkan kelangkaan dan merusak ekosistem vital ini.
5) Perubahan Tata Guna Lahan - urbanisasi dan deforestasi mengubah lanskap, menghilangkan habitat, dan menambah emisi gas rumah kaca.
6) Asidifikasi Lautan - karbon dioksida yang diserap lautan berubah menjadi asam, merusak ekosistem laut dan mengancam terumbu karang serta spesies lainnya.
7) Penipisan Ozon Stratosferik – tanpa perlindungan lapisan ozon, berbagai kehidupan di Bumi akan terancam oleh sinar ultraviolet yang berbahaya
8) Aerosol Atmosfer - partikel aerosol mengurangi kuantitas sinar matahari yang mencapai permukaan bumi dan memengaruhi pola cuaca.
9) Entitas Baru - zat buatan manusia seperti plastik, nanopartikel, dan limbah radioaktif memiliki dampak yang tidak diketahui secara maksimal pada planet kita.
Sembilan batasan di atas adalah garis aman yang harus dijaga agar Bumi tetap nyaman dihuni.
Untuk mengukur batasan planet, para peneliti mengidentifikasi sistem dan proses planet yang relevan, mengumpulkan data terkait, menentukan parameter kunci, dan menganalisis data. Setelah itu, peneliti menetapkan batasan untuk parameter tersebut dan memantau secara berkala untuk memastikan bahwa sistem dan proses planet berfungsi secara optimal. Proses ini memerlukan pemahaman mendalam tentang interaksi antara berbagai komponen sistem Bumi, serta penerapan metode ilmiah dan teknologi terkini.
Ternyata, pada 2009 sudah ada TIGA batasan yang terlanggar karena aktivitas manusia, yaitu perubahan iklim, integritas biosfer, dan aliran biogeokimia.
Meskipun banyak yang mendukungnya sebagai kerangka kerja untuk memahami dan mengatasi tantangan keberlanjutan global, termasuk juga dalam penentuan kebijakan, konsep tersebut tidak lepas dari kritik. Ada pendapat bahwa menetapkan numerik tertentu untuk masing-masing batasan, tidak mencerminkan kompleksitas sistem alam. Sains di balik beberapa batasan dianggap belum cukup pasti untuk menentukan titik batas yang spesifik.
Beberapa kritikus mengatakan bahwa pendekatan global mungkin tidak mempertimbangkan variasi lokal dan regional dalam cara batas-batas ini bisa terpengaruh atau memengaruhi masyarakat setempat baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Sejak awal diterbitkan, kerangka kerja 9 batasan Planet Bumi telah direvisi beberapa kali. Pemutakhiran kedua diterbitkan di jurnal ilmiah “Science” pada 2015 sebagai karya Will Steffen dan 17 peneliti lainnya, termasuk Katherine Richardson dan Johan Rockström. Mereka menyatakan sudah ada EMPAT batasan yang dilanggar. Aktivitas masyarakat telah mendorong perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, pergeseran aliran biogeokimia, dan penggunaan lahan yang melampaui batas.
Tahun ini para peneliti menerbitkan pemutakhiran ketiga kondisi 9 batasan Planet Bumi di majalah ilmiah “Science Advances.” Katherine Richardson dari University of Copenhagen sebagai penulis utama dan 28 peneliti lainnya, termasuk Johan Rockström dan Will Steffen, untuk pertama kalinya mengkuantifikasi kesembilan proses yang mengatur stabilitas dan ketahanan sistem Bumi.
Mereka menyimpulkan, manusia telah melanggar ENAM batasan Planet Bumi, yaitu perubahan iklim, integritas biosfer (yang mencakup keanekaragaman hayati), ketersediaan air tawar, tata guna lahan, aliran biogeokimia, dan entitas baru (pencemaran buatan manusia, seperti mikroplastik dan limbah radioaktif).
Hanya kategori asidifikasi lautan, pencemaran udara, dan penipisan ozon yang masih berada dalam batasannya.
Melanggar batasan Planet Bumi berarti meningkatkan risiko terjadinya perubahan lingkungan berskala besar yang tiba-tiba atau tidak dapat diubah. Perubahan drastis mungkin tidak akan terjadi dalam satu malam, namun bersama-sama, batasan tersebut menandai ambang kritis yang meningkatkan risiko terhadap manusia dan ekosistem di Planet Bumi.