Perempuan: Pilar Pertanian Ramah Bumi

Keberhasilan industri essential oil, seasoning & spices, serta keberlanjutan pertanian di seluruh dunia, sangat tergantung pada dedikasi dan kerja keras perempuan yang harus terus didukung. 

Ilustrasi: Muid/ GBN.top

Di balik hamparan tanah pertanian dan perkebunan yang subur, ada secercah harapan yang menyala. Meski seringkali diabaikan, perempuan, yang dikenal lembut namun berdaya, berdiri tegak sebagai pilar utama dalam industri atsiri, bumbu, dan rempah. 

Ketika berbicara tentang pertanian ramah bumi, perempuan mengambil posisi terdepan, memastikan hasil terbaik diperoleh dari bumi tanpa merusak kualitas tanah dan lingkungannya.

Saat ini di Balai Sidang Jakarta Convention Center sedang berlangsung Indonesia Essential Oil, Seasoning, Spices Market & Expo 2023 (Pasar dan Pameran Minyak Atsiri, Bumbu dan Rempah 2023). Acara yang digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut bertema Responsible Collaboration & Sustainability (Kolaborasi dan Keberlanjutan yang Bertanggung Jawab).

Indonesia merupakan Negara megabiodiversitas  yang seharusnya mampu memenuhi kebutuhan dunia terhadap bahan perasa (essence) perisa (flavor) dan wewangian (fragrance). Lagipula, kini peta perdagangan global menunjukkan kecenderungan meningkat akan pasokan bahan-bahan tersebut oleh industri makanan, farmasi, kosmetik, perawatan kecantikan dan terutama parfum.

Tercatat, nilai ekspor minyak atsiri Indonesia hingga April 2021 mencapai US$ 83,9 juta dengan pertumbuhan sebesar 15,5% Year-on-Year. Pertumbuhan  juga terjadi pada volume dan nilai ekspor bumbu dan rempah. Ekspor rempah-rempah Indonesia pada tahun 2020 mencapai pertumbuhan sebesar 24,27%.

Acara di Balai Sidang diharapkan menjadi platform pemangku kepentingan nasional untuk membangun kolaborasi memenuhi pasar mancanegara dengan produk – produk kompetitif dan inovatif serta berdaya saing, sekaligus mengetengahkan keanekaragaman hayati Indonesia. Selain itu, juga menyuarakan komunikasi bisnis dan pertukaran informasi minyak atsiri, bumbu, dan rempah, sebagai peluang untuk menemukan dan mengembangkan pasar baru melalui kerjasama secara inklusif.

Memahami konsep pertanian ramah bumi, tidak lepas dari konsep pertanian berkelanjutan dan pertanian regeneratif sebagai kunci untuk produktivitas minyak atsiri, bumbu, dan rempah. Keduanya memiliki tujuan yang serupa untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan lingkungan pertanian serta produktivitas jangka panjang.

Pertanian berkelanjutan bertujuan untuk mempertahankan praktik pertanian yang sudah ada dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Fokus utamanya adalah menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti air, tanah, dan energi, serta mengurangi polusi dan limbah pertanian. Praktiknya meliputi rotasi tanaman, penggunaan pupuk organik, dan pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan.

Pertanian regeneratif berusaha untuk memulihkan dan meningkatkan kesehatan ekosistem pertanian secara aktif. Fokus utamanya adalah pada membangun kembali kesuburan tanah, meningkatkan biodiversitas, dan mengurangi erosi tanah serta meningkatkan penyerapan karbon di dalam tanah. Di antara praktiknya termasuk penggunaan tutupan tanah, pengelolaan aliran air, penggunaan kompos, dan pola tanam yang memungkinkan tanah untuk pulih secara alami.

Meskipun keduanya berupaya untuk menjadi lebih berkelanjutan, pertanian regeneratif memiliki pendekatan yang lebih proaktif dalam memperbaiki dan memulihkan ekosistem pertanian untuk jangka panjang.

Dengan intuisi dan kepekaan khas, perempuan sering menjadi pelopor inovasi dalam berbagai teknik di atas. Kemampuan mereka dalam memahami ekosistem tanah dan lingkungan memungkinkan adopsi teknik pertanian berkelanjutan maupun regeneratif dengan lebih efisien.

Di India, misalnya, perempuan memegang peranan penting dalam industri rempah dan bumbu. Banyak di antara mereka yang mengadopsi pertanian organik, dengan tidak hanya meningkatkan kualitas produk tetapi juga menjaga keberlanjutan tanah pertanian.

Sementara di Afrika, dengan keanekaragaman tumbuhan lokalnya, perempuan menjadi pelopor industri essential oil. Mereka berfokus bukan hanya pada produksi, tetapi juga pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda, menjaga agar pengetahuan tentang pertanian berkelanjutan tetap hidup.

Indonesia, negara dengan kekayaan rempah dan bumbu, adalah contoh lain. Perempuan Indonesia, dengan dedikasi dan ketekunannya, telah memastikan bahwa negara ini tetap menjadi pemimpin. Dari Sumatra hingga Papua, perempuan berkontribusi untuk memastikan keberlanjutan produksi rempah dan minyak esensial.

Perlu diakui, bahwa keberhasilan industri essential oil, seasoning & spices, serta keberlanjutan pertanian di seluruh dunia, sangat tergantung pada dedikasi dan kerja keras perempuan yang harus terus didukung. 

Kolumnis
Pegiat Harmoni Bumi

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]