Industri fashion kini menghadapi tantangan besar terkait isu lingkungan, terutama akibat limbahnya yang berupa pakaian, tekstil, dan aksesori yang dibuang padahal masih layak pakai.
Situs web Waste Managed menjelaskan limbah fashion terutama disebabkan oleh produksi cepat pakaian murah dan trendi yang mendorong pembelian berlebihan dan pembuangan karena sudah tidak mode lagi. Secara global, industri fashion menghasilkan sekitar 92 juta ton limbah tekstil setiap tahunnya dan menyebabkan 10% emisi karbon global penyebab perubahan iklim, serta 20% limbah air global.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, aksesoris fashion dengan bahan upcycled hadir sebagai salah satu solusi yang kreatif dan berkelanjutan. Konsep ini mengubah bahan-bahan tak terpakai atau limbah menjadi produk baru dengan nilai estetika dan fungsi yang lebih tinggi, serta harga lebih mahal, tanpa melalui proses pengolahan yang kompleks seperti dalam daur ulang (recycling).
Dalam upcycled fashion, kreativitas adalah kunci utama. Bahan-bahan yang biasanya dibuang, seperti sisa kain, plastik bekas, potongan logam, hingga bahan alami seperti kayu, diberi kehidupan baru sebagai aksesoris yang penuh gaya. Setiap produk upcycled tidak hanya fungsional, tetapi juga unik karena berasal dari bahan yang beragam.
Di Indonesia, upcycling semakin populer dengan kehadiran jenama yang memanfaatkan bahan bekas sebagai sumber kreativitas. Salah satu yang dikenal dengan komitmen terhadap keberlanjutan adalah “terima kasih kemBali”, didirikan oleh Inrara Sakib yang puluhan tahun pernah malang melintang di dunia korporasi bidang keuangan.
Filosofinya adalah kecintaan yang mendalam pada kemanusiaan dan bumi, berpadu dengan dorongan kuat untuk mendorong pola pikir penuh rasa syukur.
Jenama ini memproduksi aksesoris seperti kalung, bros, bando berhias, gelang, cincin, anting, dan tas, mencerminkan esensi upcycling, dengan bahan-bahan bekas yang tetap mempertahankan karakter aslinya sambil mendapatkan nilai estetika tambahan. Karya-karyanya sering digambarkan sebagai artisanal dengan semburat warna cerah, bentuk yang tegas, tekstur yang kaya, serta penggunaan material tak terduga yang dirangkai dalam desain asimetris dan tidak konvensional.
Sejak 2019 beragam kreasi “terima kasih kemBali” dipamerkan pada NY NOW di Kota New York. Setidaknya 25.000 peserta datang dari 80 negara pada pameran dagang ini yang menghubungkan jenama, desainer, dan pembeli, melalui pameran desain mutakhir, produk gaya hidup mewah, dan kerajinan ramah lingkungan.
Aksesoris “terima kasih kemBali” dengan paduan pakaian karya desainer internasional dikenakan peragawati profesional pada peragaan busana seperti Paris Runway Fashion Show dan Milan Fashion Week Runway Show.
Untuk Milan Fashion Week tahun lalu, Inrara Sakib terinspirasi oleh formasi awan yang membawa hujan, menenangkan dan memberi kehidupan. Juga daun palem yang terbuka, kuncup bunga yang mekar dan memberi kehidupan bagi kupu-kupu, burung, serta manusia. Bahan yang digunakan antara lain kabel listrik, gantungan baju dari binatu, tali lompat (skipping rope), kain perca dan benang, kawat bekas, logam bekas. Dari bahan-bahan itu tercipta anting awan menakjubkan (wondrous cloud earrings), kalung kerah awan melayang (floating cloud collar necklace), gelang tetes hujan (raindrop bracelet), dan cincin awan menakjubkan (wondrous cloud ring).
Ciptaan yang terinspirasi dari alam ini dapat diperbaiki dan dibongkar dengan mudah, dan sering kali dirancang ulang menjadi seni yang dapat dikenakan, sehingga tidak menambah limbah ke tempat pembuangan akhir. Karya terkurasi dari peragaan busana Paris Fashion Week tersedia di showroom Flying Solo di Soho, New York, serta di butik yang berlokasi di La Poste du Louvre, Paris. Beberapa karya juga tersedia secara daring melalui platform tertentu.
Tidak heran jika keunikan dan keindahan karya “terima kasih kemBali” banyak diliput media internasional seperti Fashion Channel, Elle, Bazaar, dan Fashion Week International.
Pada intinya, aksesori fashion dengan bahan upcycled adalah cara untuk memadukan kreativitas, gaya, dan kepedulian terhadap bumi. Dengan memilih produk yang ramah lingkungan, pemakainya dapat menunjukkan bahwa fashion bisa menjadi alat untuk perubahan positif, baik bagi diri sendiri maupun alam sekitar.