Investasi dalam solusi berbasis alam (nature-based solutions/NbS) berpotensi menciptakan hingga 32 juta lapangan kerja baru secara global pada tahun 2030. Hal ini diungkapkan dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), dan United Nations Environment Programme (UNEP).
NbS, sesuai definisi IUCN adalah tindakan yang bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan sosial dengan cara melindungi, mengelola secara berkelanjutan, dan merestorasi ekosistem, sehingga memberikan manfaat bagi keanekaragaman hayati serta kesejahteraan manusia.
ILO News menyatakan, laporan bertajuk Decent Work in Nature-based Solutions 2024 menekankan pentingnya peningkatan dan pengalokasian investasi yang lebih terarah di negara-negara dengan potensi besar dalam penerapan NbS. Saat ini, lebih dari 60 juta orang di seluruh dunia bekerja dalam berbagai aktivitas NbS, yang mencakup perlindungan, konservasi, pemulihan, serta penggunaan dan pengelolaan ekosistem darat, air tawar, pesisir, dan laut secara berkelanjutan.
Stewart Maginnis, Wakil Direktur Jenderal IUCN mengingatkan, NbS yang direncanakan dan diimplementasikan dengan kerangka kerja lingkungan, sosial, dan ekonomi yang kuat sesuai dengan IUCN Global Standard for Nature-based Solutions dapat menjadi alat penting dalam mengatasi krisis iklim dan keanekaragaman hayati yang saling terkait. Selain itu, NbS dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesejahteraan manusia dan menciptakan lapangan kerja yang layak.
Contoh kajian NbS di Indonesia dilaksanakan oleh Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang berlokasi di Desa Pahawang, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Di sana upaya NbS dalam pelestarian hutan mangrove dilakukan melalui berbagai cara, seperti konservasi dan restorasi lahan basah pesisir, pemulihan tambak, serta pembangunan penangkap sedimen untuk menciptakan jalur hijau sebagai kawasan konservasi. Keberadaan hutan mangrove yang terjaga berperan sebagai pelindung pesisir dari banjir dan badai, menjaga infrastruktur dan ekonomi masyarakat, serta menjadi habitat berbagai biota.
Contoh lainnya yang sering menjadi rujukan NbS adalah Katingan Mentaya Project, sebuah inisiatif restorasi dan konservasi lahan gambut di Kalimantan Tengah, yang terletak di antara Sungai Katingan dan Sungai Mentaya. Kegiatan ini dijalankan oleh PT Rimba Makmur Utama dengan dukungan dari Wetlands International, Yayasan Puter, dan Permian Global.
Di negara berpendapatan rendah dan menengah, dengan pekerjaan NbS lebih padat karya, peluang besar terbuka bagi kelompok masyarakat rentan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Mirey Atallah, Kepala Divisi Adaptasi Iklim UNEP, menegaskan bahwa dengan triliunan dolar investasi infrastruktur yang akan datang, NbS memiliki potensi besar untuk menciptakan pekerjaan yang berkelanjutan sekaligus memperkuat ketahanan iklim.
Namun, transisi menuju ekonomi hijau juga menghadirkan tantangan. Beberapa kelompok masyarakat mungkin menghadapi dampak negatif pada mata pencaharian mereka. Oleh karena itu, mobilisasi sumber daya tambahan dan penerapan kebijakan transisi yang adil sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat NbS dapat dirasakan oleh semua pihak.
Moustapha Kamal Gueye, Direktur Program Aksi Prioritas ILO untuk Transisi yang Adil, berharap bahwa dokumen Decent Work in Nature-based Solutions 2024 dapat berkontribusi pada dialog global mengenai pentingnya pekerjaan yang layak dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem secara berkelanjutan. Laporan ini juga diharapkan dapat menjadi panduan bagi pembuat kebijakan dan praktisi dalam memanfaatkan peluang kerja yang dihasilkan dari NbS.
Untuk mencapai potensi penuh NbS, diperlukan pengembangan keterampilan yang lebih baik. Saat ini, sebagian besar pekerjaan di sektor ini tergolong sebagai pekerjaan berkeahlian menengah. Dengan pertumbuhan sektor NbS, kebutuhan akan tenaga kerja berkeahlian tinggi juga akan meningkat, sehingga investasi dalam pengembangan keterampilan menjadi prioritas utama.
Sebagai rekomendasi, perlu penguatan kebijakan, investasi dalam pengembangan keterampilan, serta peningkatan produktivitas pekerja. Selain itu, promosi hak-hak pekerja, inklusivitas dalam pekerjaan NbS, serta penguatan penelitian dan pengumpulan data menjadi langkah penting untuk mendukung pengembangannya di masa mendatang.