Dana Investasi Publik (Public Investment Fund) Arab Saudi menjadi penawar utama untuk mengakuisisi saham di tambang nikel dan tembaga Vale SA bernilai miliaran dolar.
PIF sedang dalam diskusi lanjutan dengan Vale SA untuk mencapai kesepakatan pembelian sekitar 10 persen kepemilikan di unit penambangan logam dasar, menurut satu sumber, seperti dikutip Bloomberg.
Pembelian saham itu diperkirakan bernilai sekitar 2,5 miliar dolar AS atau Rp37,5 trilliun dengan kurs Rp15.000 per 1 dolar AS. Vale SA diketahui mengoperasikan tambang nikel dan tembaga di sejumlah negara seperti Brasil, Kanada, dan Indonesia.
Di Indonesia, Vale SA mendirikan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, melalui PT Vale Indonesia Tbk.
Lembaga pengelola investasi Arab Saudi itu siap untuk mengalahkan saingannya antara lain Bursa Perdagangan Jepang, Mitsui & Co. dan Otoritas Investasi Qatar (Qatar Investment Authority), menurut sumber itu. Kemungkinan diperlukan waktu beberapa minggu lagi untuk menyelesaikan kesepakatan tertulis.
PIF kemungkinan akan melakukan kesepakatan dengan Vale SA melalui anak perusahaan patungan yang didirikan pada bulan Januari dengan perusahaan tambang milik negara Arab Saudi, Maaden.
Anak perusahaan itu, yang didirikan untuk mengambil saham minoritas dalam bisnis bijih besi, tembaga, nikel, dan litium, merupakan bagian dari upaya Arab Saudi untuk mendiversifikasi ekonominya agar tidak bergantung pada minyak saja, sekaligus memiliki bahan tambang strategis.
Pembicaraan kesepakatan sedang berlangsung dan bisa saja gagal atau muncul pembeli lain. Juru bicara PIF dan Maaden belum memberikan komentar atas kabar tersebut. Sementara itu, perwakilan Mitsui, Vale, dan QIA menolak berkomentar.
Vale tahun lalu menyewa konsultan untuk menilai rencana pelepasan saham itu, di tengah melonjaknya permintaan logam seperti tembaga dan nikel yang menjadi kunci dalam mendorong dunia untuk energi yang lebih bersih.
Divestasi Vale Indonesia
Di Indonesia, Vale SA tengah bernegosiasi dengan pemerintah RI terkait dengan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. Vale Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang menambang dan mengolah nikel dengan wilayah operasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Perusahaan asal Kanada itu mengantongi Kontrak Karya sejak 1968 dan mendapatkan perpanjangan pertama pada Januari 1996.
Vale Indonesia dimiliki oleh Vale Canada Limited dengan penguasaan 43,79 persen, MIND ID sebesar 20 persen, Sumitomo Metal Mining Co Ltd sebesar 15,03 persen, dan publik 20,49 persen.
Presiden Joko Widodo belum mau mengungkapkan proses divestasi saham Vale Indonesia. Menurut Jokowi, penyelesaian divestasi saham tersebut masih dalam pembicaraan.
Masa operasi Vale Indonesia di Tanah Air berakhir pada 28 Desember 2025. Perusahaan itu mempunyai waktu hingga akhir 2024 untuk menawarkan harga divestasi saham.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga belum merinci mengenai hak pengendalian operasional dan konsolidasi keuangan Vale Indonesia seperti dibahas bersama DPR beberapa waktu lalu.