Kawasan Cikarang dan Karyawan kini mulai ditinggalkan para pengusaha. Padahal sebelumnya kedua wilayah di Jawa Barat itu kawasan industri yang di sana banyak berdiri pabrik dari berbagai sektor usaha.
Pengamat property Anton Sitorus menduga Upah Minimum Provinsi (UMP) tinggi di kedua wilayah itu menjadi penyebabnya. Pengusaha pun memilih memindahkan pabriknya ke daerah lain dengan UMP yang lebih rendah. Salah satunya adalah Jawa Tengah.
"Memang ada beberapa juga yang pindah dari barat ke khususnya ke tengah ya. Beberapa pabrik sepatu gitu kan. Jadi yang yang labor intensive beberapa memang ada pindah gitu ya. Karena kalau yang labor intensive itu kan dia dipengaruhi juga sama UMP," ujarnya.
Saat berbicara dalam acara CBRE Inaugural Media Briefing yang bertajuk "2025 Year in Review & 2026 Outlook" di WTC 3, Jakarta, Selasa 18 November 2025, Anton mengatakan pengusaha tidak memilih Tangerang, Banten lantaran di sana juga mempunyai UMP tinggi. Selain itu di Tangerang dan Jakarta Barat sering menjadi lokasi demo buruh.
"Di barat itu, di Tangerang, Banten itu udah cukup tinggi. Sementara di Jawa Tengah itu masih jauh sekali, UMP-nya itu masih rendah sekali di sana," ujar Head of Research and Consultancy Coldwell Banker Richard Ellis. (CBRE) Indonesia ini.
UMP di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat saat ini Rp5.558.515,10 dan di Karawang Rp5.599.593,21. Kondisi ini menjadikan keduanya sebagai wilayah dengan UMP tertinggi jauh di atas Jawa Tengah yang pada 2025 sebesar Rp2.169.349.
"Bahkan sekarang udah menjalar sampai ke daerah Subang, further, outside Karawang, jadi udah mulai ke Subang ya. Kita tahu juga, di tengah kan ada Batang, ada Jatiluhur, ada macem-macem gitu ya. Sampai ke arah timur," ucapnya.
Anton menambahkan rata-rata harga lahan industri di Jakarta dan sekitar mencapai Rp2,5 juta per meter persegi. Harga ini dapat berubah tergantung dengan lokasi lahan industrinya. Luas kawasan industri di Jakarta secara total saat ini seluas 15 ribu hektar dengan okupansi pada 2025 mencapai 91 persen.
"Perusahaan-perusahaan industri, manufaktur, consumer goods masih terus ekspansi ke Indonesia. Jadi kalau kita lihat berita dari kondisi yang ada ini, masih memerlukan daerah-daerah untuk membuat pabrik-pabrik baru. Jadi kita berpikir kan, Makanya sektor ini dinamikanya masih tinggi," jelas Anton
Sementara itu, Head of Industrial & Loigistic Service CBRE Indonesia, Ivana Susilo mengatakan kondisi berbeda terlihat di wilayah selatan Jakarta yang banyak ditemukan kawasan industri meski dengan skala yang lebih kecil. Ivana menyebut di selatan Jakarta kebanyakan adalah industri logistik dari e-commerce.
"Jadi kalau yang untuk daerah Jakarta Selatan, memang tipe tenant-tenant itu spesifik biasanya e-commerce. Jadi kalau misalnya kita lihat di eastern corridor, di daerah Bekasi, Jakarta Selatan, itu mungkin lebih ke otomotif, Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), obviously kan," ujarnya.



