Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan inflasi tahunan pada Agustus 2023 mencapai 3,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,22. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 6,4 persen dan terendah terjadi di Jambi sebesar 1,92 persen.
“Inflasi y-on-y [tahunan] terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” tulis BPS dalam siaran pers, Jumat (1/9/2023).
Data BPS menunjukkan kelompok pengeluaran sektor transportasi menunjukkan kenaikan inflasi tertinggi sebesar 9,65 persen di tengah kebijakan pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum untuk mengatasi polusi udara di DKI Jakarta.
BPS menjelaskan lebih lanjut kelompok pengeluaran lain yang mengalami kenaikan adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,51 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,12 persen.
Ditambah lagi kenaikan dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,40 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,21 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,69 persen.
Disusul kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,88 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,07 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,88 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,76 persen.
Tidak semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan. Ada juga yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen.
Mengenai tingkat inflasi bulanan, BPS melaporkan pada Agustus 2023 terjadi deflasi sebesar 0,02 persen, sementara tingkat inflasi tahun ini, Januari hingga Agustus 2023 mencapai 1,43 persen.
Tingkat inflasi tahunan komponen inti Agustus 2023 sebesar 2,18 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,13 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 1,33 persen.
