Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut menginginkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 hanya diikuti 2 pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres). Sehingga Pilpres bisa berlangsung hanya dalam 1 putaran. Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy mengatakan 2 alasan mengapa Jokowi ingin Pilpres dilaksanakan hanya dalam 1 putaran.
Saat berbicara dalam program Gaspol! di kanal YouTube Kompas.com, Rabu 10 Mei 2023, pria yang biasa disapa Romi ini menyebut alasan pertama adalah agar pelaksanaan Pilpres 2024 lebih irit atau hemat biaya.
"Negara tak perlu keluar terlalu banyak (anggaran) untuk (melaksanakan) putaran kedua,” ucap Romi.
Alasan kedua adalah untuk mencegah terjadinya perpecahan di tengah masyarakat. Romi menerangkan jika Pilpres 2024 diikuti lebih dari 2 pasangan masyarakat akan terbelah dalam aksi dukung-mendukung masing-masing pasangan. Jika hanya diikuti 2 pasangan dan berlangsung dalam 1 putaran potensi terjadinya keterbelahan masyarakat menurut Romi bisa diminimalisir.
Mantan Ketua Umum PPP yang pernah masuk penjara karena kasus korupsi di Kementerian Agama ini menambahkan Jokowi juga berharap program pembangunan yang telah dilaksanakan saat ini bisa dilanjutkan oleh presiden hasil Pilpres 2024. Terlebih banyak proyek infrastruktur yang menghabiskan dana mencapai ratusan miliar rupiah.
“Ini kan hal-hal yang menurut saya membuat Presiden merasa perlu untuk terlibat, berpihak, dan itu biasa saja,” imbuh Romi.
Seperti diketahui sampai saat ini sudah ada 2 sosok yang sudah dideklarasikan sebagai bakal Capres. Pertama adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diusung Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS. Ketiga partai bergabung dalam Koalisi Perubahan.
Bakal Capres kedua adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusung PDIP. Partai banteng moncong putih bisa mengusung pasangan Capres-Cawapres tanpa harus berkoalisi dengan partai lain karena sudah melewati syarat Presindential Threshold (PT) 20 persen suara.
Sosok ketiga yang disebut-sebut bakal tampil sebagai bakal Capres adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menteri Pertahanan itu mendapat dukungan dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang beranggotakan Partai Gerindra dan PKB.
Sementara itu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, PPP dan PAN sampai saat ini belum memastikan siapa sosok yang bakal diusung sebagai Capres. Meskipun sebelumnya digadang-gadang bakal mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Belakangan PPP juga menyatakan dukungan terhadap Ganjar Pranowo. Sedangkan PAN, meski belum menentukan sikap resmi namun dalam beberapa kesempatan menunjukkan keinginan mengusung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Hal itulau yang memunculkan prediksi KIB bakal bubar.