Presiden Prabowo Subianto buka suara soal kabar adanya transfer data pribadi Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Hal itu merupakan salah satu bagian dari kesepakatan antara Prabowo dan Presiden AS Donald Trump terkait penurunan tarif impor dari 32 persen menjadi 19 persen.
Saat berbicara kepada awak media usai menghadiri acara Hari Lahir (Harlah) ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu 23 Juli 2025, Prabowo mengatakan sampai saat ini negosiasi masih berjalan.
"Ya nanti itu sedang, negosiasi berjalan terus," kata Prabowo.
Sebelumnya Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto mengatakan data yang diberikan adalah data komersial dan bukan data individu. Haryo menjelaskan hal itu tercantum dalam Pernyataan Bersama tentang Kerangka Perjanjian Perdagangan Timbal Balik Amerika Serikat-Indonesia.
"Jadi, kalau data pendidikan itu kan kayak nama, umumnya, tapi kalau data umumnya itu kan kayak pengolahannya. Pengolahan bukan data pribadi, atau data strategis milik negara yang berundang-undang," ujarnya.
Dalam keterangannya, Rabu 23 Juli 2025, Haryo menyebut pihak yang paling berperan terkait transfer data dalam kesepakatan itu adalah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
"Leading Kementerian untuk hal ini adalah Kemenkodigi untuk teknis ketentuan data dan lainnya," ujar Haryo.
Sementara itu Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid enggan berkomentar banyak periha transfer data warga Indonesia ke AS. Meutya hanya mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Besok kami akan ke Menko Perekonomian dan besok kami akan koordinasi seperti apa penjelasannya dan nanti mungkin akan ada pernyataan dari Menko Perekonomian atau dari kami," ucap Meutya.