Arsjad Rasjid P. M., Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), menyiapkan peta jalan Indonesia Emas 2045 sebagai upaya Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara dengan perekonomian teratas pada tahun tersebut.
“Indonesia berupaya menjadi salah satu dari 10 negara dengan perekonomian teratas di 2045 dan keluar dari ‘negara berpenghasilan menengah’ di 2038,” ujar Arsjad dalam pengantarnya pada buku “Peta Jalan (Road Map) Indonesia Emas 2045, Membangun Masa Depan Indonesia Mulai Hari Ini”.
Menurut Arsjad, Indonesia Emas 2045 menggambarkan negara yang dibangun dengan empat pilar utama yaitu resiliensi, kemakmuran, inklusivitas, dan keberlanjutan, yang kemudian akan menjadi pedoman dalam perjalanan kita menyongsong masa depan yang lebih baik.
Arsjad dalam akun Twitternya @ArsjadRasjid mengungkapkan telah menyerahkan buku tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di IKN Nusantara pada 23 September 2023. Namun peluncuran untuk publik dalam bentuk e-book baru dilakukan pada 29 September, berbarengan dengan pembukaan Rakernas PDIP.
Arsjad yang juga Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Capres Ganjar Pranowo mengatakan visi yang ada di dalam buku tersebut berlandaskan pada filosofi “Gotong Royong” yang menekankan semangat kolaborasi dan kerja sama demi kebaikan bersama.
“Kami terus menjunjung prinsip “Bhinneka Tunggal Ika” yaitu kebersamaan dalam keberagaman,” ujarnya.
Dia mengakui perjalanan ini akan sulit dan menantang, namun Arsjad percaya bahwa prinsip tersebut akan menjadi pedoman untuk bersama-sama memajukan negeri.
Ringkasan buku tersebut menyebutkan pada 2045, 100 tahun setelah kemerdekaan, Indonesia diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar ke-4 dunia (berdasarkan PDB PPP) dan ekonomi terbesar ke-8 (berdasarkan PDB riil).
Berdasarkan proyeksi tersebut, Indonesia akan menjadi ekonomi berpendapatan tinggi dan keluar dari kategori berpenghasilan menengah (middle income trap) pada tahun 2038, seperti proyeksi RPJPN 2025-2045 Bappenas.
Indonesia 2045 bercita-cita menjadi negara yang resilien, sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan. Keempat pilar ini telah diturunkan menjadi 14 peta jalan dengan sejumlah target seperti peringkat Ketahanan Pangan Global 20 teratas, dari 113 negara, >6 skor indeks dalam Ketahanan Biofarmasi Global, >60 persen partisipasi tenaga kerja wanita, <0,3 koefisien Gini, harapan hidup yang lebih tinggi: >80 tahun untuk laki-laki dan perempuan, kematian anak <5 per 1000 kelahiran, prevalensi stunting <10 persen.
Target lain adalah peningkatan kualitas infrastruktur >90 skor dalam kualitas, dekarbonisasi inovatif dan terjangkau, ~50 persen campuran pembangkit listrik terbarukan, ~50 persen kendaraan 4W, 3W, 2W dan bus dialiri listrik, ~25 persen petani kecil mempraktikkan praktik pertanian regenerative.
Tema yang dibahas antara lain membangun resiliensi farmasi yang tak tertandingi, membangun ekosistem ketahanan pangan, menjadi lighthouse global untuk adopsi I4.0 di sektor manufaktur strategis, mengakselerasi pertumbuhan layanan finansial
Buku ini juga memberikan peta jalan bagi pertumbuhan UMKM menjadi perusahaan mid-size yang berdaya saing global, membangun ekowisata dan infrastruktur kelas dunia, serta pemain ekonomi kreatif global.
Buku sebanyak 234 halaman itu bisa dibilang lengkap dalam memetakan jalan bagi pembangunan Indonesia selama 22 tahun ke depan karena disusun dengan melibatkan lebih dari 60 pemangku kepentingan mulai dari asosiasi sektor industri, akademisi, serikat pekerja, pemuka agama, hingga para pelaku industri dan melalui lebih dari 50 diskusi kolektif.
Data yang digunakan dalam buku tersebut sangat kaya dan beragam yang berasal dari asosiasi industri yang tergabung di dalam Kadin seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA), Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Indonesia.
Ada juga Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Asosiasi Demersal Indonesia (ADI), Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI), Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI), Gabungan Pakan Ternak Indonesia (GPMT), Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia (ASRIM), Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU), dan masih banyak lagi.
“Kadin bercita-cita agar buku putih ini dapat berkontribusi pada Masterplan Indonesia 2045, yang mencerminkan masukan terbaik dari komunitas bisnis dengan semangat ‘Merah Putih’,” ujar Arsjad mengakhiri kata sambutannya.