Papua Tengah Dilanda Kekeringan dan Kelaparan, 6 Warga Meninggal Dunia

Maskapai penerbangan menolak terbang mengantarkan bantuan karena takut serangan KKB

Kekeringan dan kelaparan di Papua Tengah menyebabkan 6 warga meninggal dunia

Kekeringan yang melanda Provinsi Papua Tengah memakan korban jiwa. Sebanyak 6 orang warga di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah meninggal dunia karena kelaparan sebagai dampak kekeringan di wilayah tersebut yang sudah terjadi sejak Juni 2023.

Bupati Puncak, Willem Wandik mengatakan kekeringan telah menyebabkan kebun-kebun warga gagal panen. Akibatnya warga menderita kekurangan bahan pangan.

Kondisi ini diperburuk dengan maskapai penebangan yang tidak beroperasi karena takut gangguang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Hal ini menyebabkan bantuan bantuan pangan tidak bisa didistribusikan.

“Para korban meninggal dunia karena tidak ada makanan dampak dari musim kemarau. Bahan makanan tidak bisa didistribusikan lantaran maskapai penerbangan tak ada yang mau terbang ke daerah itu karena gangguan keamanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” jelas Willem.

Saat memberikan keterangan tertulisnya, yang dikutip Minggu 30 Juli 2023 menyebut kondisi keamanan yang kurang kondisi menjadi kendala pihaknya melakukan penanganan korban kekeringan. Bantun logistik yang sangat diperlukan masyarakat tidak bisa disalurkan lantaran tidak ada pilot yang berani terbang ke Distrik Agandugume dan Lambewi.

“Kesulitan penanganan bencana ini adalah belum tersalurkannya bantuan bencana secara langsung ke Distrik Agandugume dan Lambewi diakibatkan tidak adanya layanan penerbangan dengan alasan keamanan yang kurang kondusif atau adanya gangguan keamanan,” katanya.

Jika melihat kondisi sampai saat ini, Willem memperkirakan bencana kekeringan dan kelaparan sangat mungkin akan berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya selaku Bupati Kabupaten Puncak, Willem meminta maskapai penerbangan kembali beroperasi di wilayanya.

Willem menyatakan, pihaknya bersama aparat TNI dan Polri menjamin keamanan para pilot yang menerbangkan pesawat ke Distrik Agandugume dan Lambewi. Dia pun meminta dukungan masyarakat setempat guna mempermudah penyaluran bantuan bagi masyarakat di kedua distrik tersebut.

“Dengan disampaikannya jaminan keamanan penerbangan ini, maka kami harapkan agar selanjutnya dapat berkoordinasi dengan Tim Terpadu Tanggap Darurat untuk melakukan angkutan bantuan yang telah disiapkan,” kata mantan anggota DPR RI ini.

Willem menambahkan bencana kekeringan di Distrik Agandugume dan Lambewi, telah ditetapkan sebagai bencana daerah. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Bupati Puncak Nomor 300.2/28/Tahun 2023 Tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Kekeringan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi Kabupaten Puncak.

Terkait korban meninggal dunia, politisi Partai Demokrat ini menerangkan, salah satu dari enam korban adalah bayi yang masih berusia 6 bulan. Rincian korban meninggal dunia di Distrik Agandugume adalay, Yenis Telenggen, laki-laki berusia 38 tahun. Yemina, perempuan berusia 42 tahun. Ater Tabuni berusia 46 tahun.

Sedangkan warga Distrik Lambewi yang meninggal dunia adalah Tenus Munib laki-laki berusia 46 tahun, Tera Munib perempuan berusia 39 tahun dan Anal ILa Telenggen, bayi yang terpaksa lahir prematur saat masih berusia 6 bulan dalam kandungan.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com