Kabinet Merah-Putih

Kabinet Produk Disonansi Kognitif

Ilustrasi: Muid/GBN.top

Disonansi kognitif terjadi ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sejalan dengan apa yang ia ketahui, ucapkan, atau yakini. Terjadi Inkonsistensi antara ucapan dan perbuatan. Orang yang mengalami disonansi kognitif biasanya mengalami konflik--atau tekanan-- mental, dan ketegangan emosional. Orang yang tahu solusi dan berniat mengatasi problem, tapi enggan melakukan. Orang gemuk yang bertekad ingin langsing, namun enggan olah raga dan terus melahap makanan cepat saji, adalah contoh penderita disonansi kognitif.

Kabinet Merah Putih yang gemuk adalah produk disonansi kognitif Prabowo. Ia tahu solusi untuk mengatasi berbagai problem kenegaraan, yang ia ucapkan dalam pidato dengan penuh semangat. Namun ia toh menyusun kabinet yang gemuk, memilih orang-orang yang salah, dan mengabaikan aspirasi publik.

Baca selengkapnya tulisan Berpikir Merdeka "Kabinet Produk Disonansi Kognitif" dari Jurnalis Senior, Lukas Luwarso.

Tulisan Berpikir Merdeka Lukas Luwarso lainnya:

- Tragedi Jokowi dan Pertobatan Prabowo
- Politik Pertemuan Kawan-Lawan
- Produk Gagal Bermerek Jokowi
- Melawan Politik Oligarki Jokowi
- "Bau Kolonial" dan Gerutuan Penjaga WC Umum
- Pilihan Politik Prabowo: Tinggalkan Jokowi
- Jalan Ninja Jokowi
- Sejarah Pergolakan Politik Transaksional akan Berulang

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com